Mengapa Air Fryer Jadi Populer?
Dalam beberapa tahun terakhir, air fryer menjadi salah satu
peralatan dapur yang sangat digemari di Indonesia. Alat ini diklaim dapat
memasak makanan dengan lebih sedikit minyak sehingga dianggap lebih sehat
dibandingkan metode menggoreng tradisional. Banyak orang beralih ke air fryer
untuk membuat kentang goreng, ayam, atau camilan lain tanpa rasa bersalah.
Namun, di balik popularitasnya, ada sejumlah hal yang perlu
diperhatikan. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan air
fryer bisa menimbulkan risiko tertentu bagi kesehatan. Mengetahui bahaya air fryer dapat membantu masyarakat mengambil keputusan yang lebih
bijak dalam penggunaannya.
Bahaya Air Fryer: Potensi Senyawa Berbahaya
Salah satu perhatian utama dari para ahli adalah
terbentuknya senyawa berbahaya saat makanan dimasak dengan suhu tinggi. Proses
pemanasan pada air fryer dapat memicu terbentuknya akrilamida, yaitu zat kimia
yang terbukti berpotensi karsinogenik (pemicu kanker) pada hewan percobaan.
Akrilamida biasanya terbentuk pada makanan tinggi
karbohidrat seperti kentang, roti, atau makanan yang dipanggang dengan suhu
tinggi. Meski kadar akrilamida dalam sekali konsumsi mungkin tidak langsung
menimbulkan penyakit, paparan jangka panjang tetap dikhawatirkan dapat
meningkatkan risiko kanker.
Selain akrilamida, beberapa penelitian juga menunjukkan
bahwa memasak daging dengan air fryer bisa menghasilkan senyawa berbahaya lain
seperti heterosiklik amina (HCA) dan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH).
Senyawa ini terbentuk akibat reaksi kimia saat protein hewani terkena panas
tinggi, dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan
kanker.
Dengan kata lain, meski air fryer membantu mengurangi
penggunaan minyak, tetap ada potensi risiko kesehatan yang harus diperhatikan.
Inilah mengapa penting untuk memahami bahaya air fryer sebelum
menggunakannya setiap hari.
Tips Mengurangi Risiko dari Air Fryer
Bukan berarti air fryer sepenuhnya berbahaya dan harus
dihindari. Sama seperti metode memasak lainnya, risiko bisa dikurangi dengan
cara tertentu. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Pilih
makanan dengan bijak
Hindari terlalu sering memasak makanan olahan tinggi karbohidrat seperti kentang goreng beku. Lebih baik gunakan sayuran segar atau protein rendah lemak. - Atur
suhu dan waktu memasak
Jangan selalu menggunakan suhu maksimum. Memasak dengan suhu sedang bisa membantu mengurangi terbentuknya akrilamida dan senyawa berbahaya lainnya. - Gunakan
bumbu alami
Menambahkan rempah atau herbal segar dapat meningkatkan rasa sekaligus memberi manfaat antioksidan yang melawan efek radikal bebas. - Jangan
hanya andalkan air fryer
Variasikan metode memasak, misalnya dengan merebus, mengukus, atau menumis ringan. Ini dapat menjaga variasi nutrisi dan menurunkan risiko paparan senyawa berbahaya.
Dengan langkah-langkah tersebut, masyarakat tetap bisa
menikmati makanan lezat dari air fryer tanpa harus terlalu khawatir akan dampak
buruknya.
Kesimpulan: Bijak Menggunakan Air Fryer
Air fryer memang menawarkan cara praktis dan lebih hemat
minyak untuk memasak. Namun, klaim bahwa alat ini sepenuhnya aman dan sehat
tidak sepenuhnya benar. Fakta menunjukkan ada potensi terbentuknya senyawa
berbahaya seperti akrilamida, HCA, dan PAH saat memasak dengan suhu tinggi.
Oleh karena itu, bahaya air fryer tetap
perlu diwaspadai, terutama jika digunakan setiap hari. Masyarakat Indonesia
sebaiknya bijak dengan tidak hanya bergantung pada satu metode memasak,
melainkan tetap menjaga pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.